Pengertian Animasi 2D, Teknik, dan Cara Pembuatan Animasi
Pengertian Animasi 2D – Dunia perfilman menyediakan tontonan
untuk semua kalangan. Mulai dari orang dewasa, remaja, bahkan hingga anak-anak.
Nah, tontonan untuk anak-anak adalah film animasi.
Film animasi tidak hanya berperan untuk
menghibur anak-anak saja, melainkan juga untuk edukasi bagi mereka. Sekarang
sudah banyak sekali film-film animasi baru yang sering tayang di televisi
maupun youtube.
Dengan banyaknya film
animasi itu, terdapat jenis
jenis animasi yang membedakan antara film yang satu
dengan yang lain. Cara pembuatannya pun berbeda-beda dengan tetap
memperhatikan 12 prinsip animasi.
Salah satu jenis animasi yang sering
ditayangkan adalah animasi 2D. Banyak sekali contoh film animasi 2D. Memang apa
saja?
Yuk kita bahas lanjut mengenai animasi 2D,
yaitu mulai dari pengertian animasi 2D, teknik pembuatan, hingga proses
pembuatannya.
Pengertian Animasi 2D
Animasi 2D bisa bisa
disebut juga sebagai film kartun. Kartun berasal dari kata cartoon yang memiliki arti gambar yang lucu.
Pengertian animasi 2D adalah sebuah karya gambar
yang menggunakan lingkaran 2 dimensi dan digerakkan secara ceta dan berurutan.
Setiap gambar memiliki urutan masing-masing yang akan membentuk sebuah frame
berlatar belakang 2 dimensi.
Animasi 2D adalah animasi yang
menggunakan sketsa gambar, kemudian sketsa gambar tersebut digerakkan satu
persatu, maka akan terlihat seperti nyata.
Mengapa disebut sebagai animasi 2D?
Disebut sebagai animasi 2D karena memiliki
ukuran panjang (X-azis) dan (Y-axis). Juga karena dibuat dari sketsa yang
digerakkan satu per satu, sehingga akan bergerak seperti nyata. Animasi 2D ini
hanya bisa terlihat dari depan saja.
Objek dalam gambar yang ada pada film animasi
tidak hanya berupa makhluk hidup saja, namun juga ada yang berupa benda, warna,
tulisan, spesial efek.
Teknik Animasi 2D
Animasi 2 dimensi bisa juga disebut sebagai
animasi dwi matra. Ada juga yang menyebut jenis animasi ini dengan nama flat
animation. Dalam proses pembuatannya, ada beberapa teknik yang digunakan.
Ada 3 teknik pembuatan animasi 2D, antara
lain:
1. Cell Technique (Teknik Sel)
Cell Technique bisa juga disebut sebagai
teknik animasi manual. Dari segi usia, ini merupakan teknik pembuatan film
animasi yang paling tua (klasik).
Pembuatan animasi dengan teknik ini yaitu
rangkaian gambar dibuat di atas lembaran transparan (celluloid) yang
berlapis-lapis. Objek utama yang mengeksploitasi gerak dibuat terpisah dengan
latar belakang dan latar depan yang statis.
Dengan begitu,
animator hanya membuat latar belakang (backgorund) dan
latar depan (foreground) hanya sekali saja. Hal
ini berfungsi untuk menyiasati pembuatan gambar yang terlalu banyak.
2. Teknik Computing 2D
Semakin berkembangnya teknologi, film animasi
pun juga ikut berkembang. Apalagi untuk teknik pembuatannya, pastilah seiring
berjalannya waktu semakin mudah.
Pada era tahun 1980-an, animasi 2D ikut
merasakan imbas dari perkembangan teknologi tersebut. Para animator merasakan
perkembangan yang sangat signifikan, terutama pada proses pembuatan animasi.
Untuk pembuatan
animasi sederhana dapat dilakukan dengan mempergunakan satu personal komputer.
Mulai dari perancangan model hingga pengisian suara atau dubbing.
Teknik computing 2D mempunyai beberapa
kelebihan, yaitu:
- Apabila ada kesalahan dapat dikoreksi dengan cepat dan
bisa juga diadakan perubahan dengan cepat pula
- Dapat menggandakan objek animasi
- Hasil animasi terlihat lebih bagus
- Mempermudah kerja animator
- Semua bisa belajar membuat animasi dengan mudah
Sedangkan jika menggunakan teknik manual,
setiap detail kesalahan terkadang harus diulang kembali dari awal.
Animator tidak perlu membuat objek
berulang-ulang. Untuk menggandakan objek hanya perlu copy dan paste. Dengan
begitu objek yang sama dapat digandakan dan diolah kembali, misalnya mau
diperkecil, diperbesar, ditambah, ataupun dikurangi setiap elemennya.
Pembuatan animasi menggunakan teknik computing
2D ini didudukung dengan fasilitas dari teknologi yang memudahkan pembutannya.
Sehingga semua orang bisa belajar membuat animasi, baik film animasi maupun
animasi sederhana.
3. Teknik Computing 3D
Teknik computing 3D adalah teknik yang
digunakan untuk memberi kesan pada objek agar terlihat memiliki ruang dan
kedalaman.
Pada animasi 2D yang hanya memiliki ukuran
(dimensi) panjang dan lebar ini, kesan kedalaman belum muncul. Ketika kedalaman
(dimensi ke tiga) berperan, maka ilusi itu baru bisa terlihat nyata.
Di sini peran logika matematis terlihat ketika
mewujudkan kesan ruang suatu benda. Setelah itu, tinggal mengatur bagaimana
menyulap mata sehingga kesan yang semula 2 dimensi menjadi 3 dimensi.
Dengan menggunakan teknik animasi computing 3D
ini bisa mengubah gambar yang biasa ditampilkan secara flat diubah dan
direkayasa menjadi gambar yang dapat dibidik pandangannya dari segala arah.
4. Teknik Bayangan
Pada teknik animasi ini figur setiap adegan
dibuat dengan menggunakan lempengan karton atau kulit. Kemudian media itu
digunting sesuai dengan karakter figurnya.
Biasanya tokoh ditampilkan dengan karakter
yang tampak dari samping agar terlihat lebih jelas. Sorotan lampu dari belakang
layar ke objek figur yang memberikan efek siluet menjadikan kesan tersendiri
ketika ditonton.
Media figur itu akan terlihat membesar jika
dijauhkan dari layar. Sedangkan saat ditempelkan dengan layar, media figur itu
akan memperlihatkan ukuran media yang sebenarnya. Contoh yang menggunakan
teknik ini adalah wayang (bayang) kulit.
Proses Pembuatan Animasi 2D
Proses pembuatan animasi 2D terbagi menjadi 3
tahap, yaitu Pre-Produktion, Production, dan Post-Production. Dalam setiap
tahap itu ada beberapa proses yang haris dilalui, berikut penjelasannya.
1. Pre-Production (Tahap Pra Produksi)
Akar dari keseluruhan proses pembuatan animasi
2D adalah pada tahap pra-produksi ini. Proses pra-produksi menjadi penentu
hasil akhir dari animasi yang dibuat. Dalam proses ini ada beberapa hal yang
harus dikerjakan, yaitu:
a. Ide
Sebelum melakukan apapun, ide merupakan akar
yang paling dasar yang harus dipersiapkan. Animator harus membuat ide yang
dapat membuat penonton berpikir bahwa animasi yang ia buat berbeda dengan
animasi yang lain.
Kepuasan penonton ditentukan oleh ide yang
unik dan visinoner. Harus ada juga alsan mengapa membuat animasi tersebut.
b. Cerita
Setelah mendapatkan ide, langkah selanjutnya
adalah membuat cerita yang menarik. Pengalaman menulis cerita, novel, dan yang
berhubungan dengan pembangunan cerita sangat dibutuhkan dalam tahap ini.
Dengan begitu animator dapat menentukan apa
yang paling penting dalam suatu kejadian dan membuatnya bergelombang. Dalam
ceritajuga harus ada emosi dan tujuan yang tepat. Sehingga penonton dapat
seakan-akan masuk ke dalam cerita tersebut.
c. Storyboard
Storyboard adalah yang mewakili setiap scene
yang tersedia pada keseluruhan film animasi dan menggambarkan suasana atau situasi
dasar seperti posisi kamera, pose karakter, suara, dan dialog.
d. Desain
Proses terakhir pada tahap pra-produksi adalah
membuat desain dengan cara merancang sketsa untuk kebutuhan produksi, seperti
desain karakter dan objek lainnya. Desain harus dibuat lebih rinci dari
storyboard.
2. Production (Tahap Produksi)
Jika tahap pra-produksi adalah akar dari
seluruh proses pembuatan animasi, kalau tahap produksi adalah inti dari seluruh
tahap pada proses pembuatan animasi. Proses ini sangat mempengaruhi visual dan
kualitas gambar pada hasil akhir.
Ada beberapa proses yang harus dilalui pada
tahap ini, antara lain:
a. Layout
Pada layout terkandung informasi visual yang
berupa sketsa atau gambaran yang lebih detail tentang scene pada setiap animasi
yang akan dibuat. Layout digambar secara hitam putih, dan kebanyakan menggambarkan
rancangan secara detail agar mempercepat proses animasi.
b. R&D
R&D atau Research and
Development berguna untuk menguji efektivitas produksi animasi yang
bersifat analisis supaya dapat berfungsi di masyarakat luas. Sehingga animasi
yang diproduksi dapat dinikmati dan dimengerti oleh penonton. Namun, jika sudah
menerapkan alasan mengapa membuat animasi tersebut proses ini tidak wajib
dikerjakan.
c. Texturing
Penambahan tekstur pada setiap desain sangat
dianjurkan aga hasilnya lebih maksimal. Pada dasarnya, setiap desain sudah
terdapat warna, namun adanya tekstur akan menjadi pelengkapnya.
e. Rigging
Rigging sangat penting untuk pembuatan animasi
berbasis komputer. Rigging berfungsi untuk menambahkan tulang dan sendi pada
setiap karakter agar bisa digerakkan secara terpisah dan lebih praktis.
f. Animation
Proses selanjutnya adalah melakukan animasi
dengan bergantung pada storyboard, karena setiap gerakan sudah dicatat dengan
jelas. Impor karakter, background, juga komponen atau objek lainnya yang
dibutuhkan.
g. VFX
VFX atau Visual Effect ditambahkan untuk
menghiasi animasi yang mengandung elemen seperti cahaya, api, air, asap, dan
lain-lain. VFX diaplikasikan untuk kebutuhan yang tidak bisa dibuat dengan
gambar atau animasi.
h. Lighting
Gambar yang flat dapat menjadi lebih hidup
dengan adanya lighting atau pencahayaan. Lighting bisa diatur dengan menambahkan
bayangan atau cahaya manual, bisa juga dengan tool pencahayaan khusus pada
aplikasi tertentu.
i. Rendering
Proses terakhir dlaam tahap produksi adalah
rendering. Rendering adalah proses mengubah project animasi pada software untuk
mendapatkan hasil video dalam format file tertentu. Seorang animator dapat
menentukan konversi, resolusi, format, bit rate, dan opsi lainnya.
3. Post Production (Tahap Pasca Produksi)
Proses finishing pada proses produksi terdapat
pada tahap pasca produksi. Pada tahap ini animator dapat menambahkan modifikasi
akhir yang dapat membuat animasi terlihat lebih bagus.
Terdapat beberap proses yang harus dilalui
pada tahap ini, antara lain:
a. Composting
Composting merupakan proses penggabungan hasil
render dari tahap produksi sebelumnya. Keterampilan dalam video editing sangat
dibutuhkan dalam proses ini. Biasanya terdapat penambahan transisi video.
b. Color Correcting
Dalam setiap desain, warna adalah unsur
terpenting yang dapat menghidupkan serta menghasilkan aura tertentu. Pada proses
color correcting, animator bisa mengubah panorama film sesuai mood.
Animator dapat menggunakan beberapa efek warna
untuk diaplikasikan ke film animasi yang sedang dibuat, misalnya
Hue/Saturation, Color Channel, Color Corrector, RGB Settings, dan lainnya.
c. Dubbing / Sound Effect /
Music
Proses penambahan suara pada sebuah film
animasi bisa dilakukan dengan beberapa cara. Setiap animator berbeda-beda dalam
melakukan proses ini. Ada yang merekam atau menambahkan audio ketika tahap
pra-produksi, produksi, dan ada juga ketika tahap pasca produksi.
d. Final Output
Proses akhir dalam dari pembuatan animasi
adalah final output. Final output dilakukan dengan proses exporting atau bisa
juga dengan rendering. Pada proses ini, seorang animator harus mengatur opsi
akhir secara detail untuk format film sesuai dengan kebutuhan.
Itulah pembahasan mengenai pengertian animasi
2D lengkap dengan teknik animasi beserta proses pembuatan animasi 2D. Semoga
pembahasan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
0 Komentar